
Pengenalan Kelor (Moringa oleifera L.) sebagai Superfood Murah pada Para Kader Posyandu Di Desa Plesungan Karanganyar
Kelompok pengabdian Biodiversitas Prodi S1 Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret telah melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Plesungan Karanganyar. Kegiatan tahap 1 yang dilakukan adalah penyuluhan dengan tema Pengenalan Kelor Sebagai Superfood Murah, Budi daya dan Fortifikasi Kelor pada Aneka Olahan Pendamping ASI. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan keajaiban kelor sebagai bahan pangan kaya gizi pada masyarakat luas serta gerakan menanam kelor di halaman rumah.
Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 Juni 2022 pukul 09.00 – 11.30 di ruang pertemuan Desa Plesungan dan dihadiri oleh 25 kader Posyandu, 2 orang Bidan dari Puskesmas Pembantu dan dr Agnes dari Puskesmas Plesungan.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif Kelompok Pengabdian Biodiversitas dalam pencegahan stunting di desa Plesungan. Data Dinas Kesehatan Karanganyar menunjukkan terdapat 67 anak terindikasi stunting di desa ini. Para peserta cukup antusias dengan materi yang diberikan karena hampir semua peserta belum mengetahui kandungan gizi serta manfaat kelor dan juga belum pernah mengolah sebagai makanan sehari hari.
Para kader diharapkan dapat mendiseminasikan pengetahuan yang sudah diperoleh di Posyandu dan dapat menggerakkan masyarakat untuk menanam kelor di pekarangan rumah masing masing. Harapan ke depan tiap keluarga memiliki sumber pangan kaya gizi sendiri di rumah dan mampu mengolah kelor menjadi menu olahan sehari hari untuk semua anggota keluarga. WHO memberi julukan kelor sebagai “The miracle tree” dikarenakan kandungan dan manfaat dari seluruh bagian tanaman. Daun muda dan buah muda kelor merupakan sumber mikro dan makronutrien yang yang diperlukan untuk pertumbuhan. Daun kelor mengandung konsentrasi asam amino esensial yang tinggi (Melesse et al., 2009). Daun kelor mengandung : 7 kali vitamin C dari buah jeruk, 4 kali vitamin A dari wortel,4 kali Kalsium dalam susu,3 kali Kalium dalam pisang, dan 2 kali protein yang terdapat dalam yoghurt atau protein dalam sebutir telur. Studi menunjukkan bahwa kelor berjasa sebagai penambah kesehatan murah selama 40 tahun di negara-negara termiskin di dunia, dengan demikian kegiatan ini diharapkan bisa membantu menekan jumlah anak yang terindikasi stunting di desa Plesungan.
Secara umum angka kasus stunting di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah mengalami penurunan cukup signifikan. Pada 2018 angka stunting mencapai 13,8% , pada 2019 turun menjadi 6,33 %, tahun 2020 kembali turun menjadi 5,86 %, dan di akhir tahun 2021 turun menjadi 4,9% (SoloPos, 2021). Pada tahun 2022 diharapkan angka kasus stunting semakin menurun. Setelah kegiatan penyuluhan akan dilanjutkan dengan pendampingan penanaman kelor serta pembuatan aneka olahan makanan pendamping ASI dengan fortifikasi kelor.


